Senin, 25 Oktober 2010

Lily : Deodorant, amankah?

Sobat SL's ada yang bermasalah dengan keringat atau bau badan?

Seperti yang kita ketahui, berkeringat adalah bagian penting dari cara eksresi tubuh, selain sebagai penyeimbang suhu tubuh ketika kita lelah beraktivitas seharian, keringat juga adalah cara tubuh untuk mendinginkan diri.

Tetapi, keringat menjadi masalah ketika menjadi bau badan. Yang disebabkan oleh bakteri disekitar lipatan kulit, bau badan pun menjadi hal yang  sangat mengganggu, bukan hanya mengganggu orang disekitar , tetapi juga mangganggu kita karena bisa menghilangkan rasa percaya diri.

Deodorant

Orang dahulu, berusaha menekan keluarnya keringat dan mencegah bau badan dengan menggunakan kapur sirih atau ramuan lainnya yang terbuat dari bahan – bahan tradisional
Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, sekarang sudah terdapat deodorant yang terbukti dapat menahan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bau badan. Deodorant tidak hanya mengandung wangi – wangian dan bahan anti bakteri tetapi juga antirespiran yang terbukti mampu menyerap keringat berlebihan, sehingga badan terasa nyaman.  

Antiperspiran bekerja dengan cara menyerap keluarnya keringat secara berlebihan. Tapi pada dasarnya deodorant tak menghalangi keringat untuk keluar. 

Deodorant yang beredar di masyarakat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis. Pertama, deodorant yang hanya mengurangi atau menutupi bau badan. Kedua, deodorant yang berfungsi mengurangi produksi keringat oleh tubuh. Deodorant yang  beredar di pasaran saat dan sering kita gunakan, adalah deodorant jenis kedua.
 
Prinsip kerja dari deodorant jenis ini adalah mengurangi produksi keringat, sehingga mengurangi kelembapan yang dibutuhkan bakteri untuk tumbuh. Gunanya untuk mengurangi keringat yang keluar dan mencegah bau badan.
 
Karena dapat mencegah keringat secara berlebihan, antiperspirant dituduh sebagai salah satu pencetus kanker, terutama kanker payudara. Isu yang kini banyak beredar mengatakan bahwa deodorant yang mengandung antiperspirant menyebabkan pembuangan racun tubuh yang selama ini keluar bersama keringat menjadi terhambat. Racun tersebut kemudian terakumulasi pada kelenjar getah bening dan lama-kelamaan dapat menimbulkan kanker.

Isu yang muncul lainnya adalah  jika menggunakan deodoran terlalu sering,  tubuh tidak bisa membuang limbahnya melalui kelenjar keringat akibat dihambat oleh deodoran, sehingga hal ini membuat ginjal dan hati bekerja keras untuk menyaring racun.

Isu - isu diatas terus berkembang dimasyarakat, tetapi pada kenyataannya, belum ada penelitian yang secara langsung membenarkan berita ini. Meskipun demikian sebaiknya mulai sekarang kita tidak terlalu sering menggunakan deodorant dan lebih cermat dalam menggunakan deodorant. Ada baiknya juga bila  sobat SL's segera menghentikan pemakaian deodoran yang membuat kulit terasa perih dan menjadi berwarna gelap kehitaman. 

Jangan ragu untuk mengganti merek deodorant dengan merek yang lain.

Semoga bermanfaat  (LC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar